SURABAYA – Menjelang pelaksanaan Muktamar Ke-20 Mathla’ul Anwar (MA) di Bogor, Jawa Barat, pada 1—3 April 2021, dengan jargon tema yang ditawarkan adalah “Mathla’ul Anwar (MA) membangun Indonesia”.
Uji konsep tema ini pun dibedah lebih filosofis, detail, dan operasional oleh para guru besar, doktor, asatidz, dan aktivis keormasan.
Ketua PW Mathla’ul Anwar Provinsi Jawa Timur (Jatim), Drs. KH. Abdulloh Faqih, SH, M.Hum, menyampaikan bahwa, muktamar adalah bagian penting dari kewajiban organisasi sesuai dengan anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) suatu organisasi. Serta untuk penyegaran pengurus serta penyempurnaan AD/ART dan perbaikan mekanisme organisasi.
“Muktamar juga merupakan forum yang tepat untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang kiprah organisasi untuk kemaslahatan umat dan bangsa. Semoga muktamarnya besok berjalan lancar,” kata KH Abdulloh Faqih yang juga Ketua Umum DPP Ikatan Da’i Muda Indonesia (IDMI), Selasa (30/3/2021).
Kyai Faqih menjelaskan bahwa, organisasi Mathla’ul Anwar harus tetap dalam arah menguatkan aspek ke-Islaman secara nasional, sehingga eksistensi Indonesia sebagai bangsa yang berhadapan dengan tantangan jaman di era globalisasi Ini tetap berperan eksis.
“Mathla’ul Anwar harus membumi dan menjadi solusi bagi banyak orang. Untuk itu para insan MA dituntut harus mempunyai kemampuan berfikir dalam perubahan dan perkembangan zaman yang dapat menafsirkan simpul perubahan di keluarga dan di masyarakat serta di ruang publik,” ujarnya.
Dia juga mengajak kepada segenap jajaran pengurus Mathla’ul Anwar khususnya di Provinsi Jawa Timur untuk tetap mentaati khittah ormas tersebut yang tercermin dalam sembilan prinsip atau pilar organisasi.
Kesembilan prinsip organisasi itu adalah berpegang teguh kepada Quran dan Sunnah, bersatu dalam aqidah, berjamaah dalam ibadah, toleran dalam khilafiyah, tegas terhadap bid’ah, berorientasi kepada kemaslahatan ummat, piawai dalam siyasah, bersama Pemerintah membangun masyarakat, dan berjuang di jalan Allah.
“Mari kita terus perjuangkan kepentingan ummat dan bangsa dengan berpegang teguh pada sembilan prinsip organisasi yang merupakan warisan dari para ulama MA,” ajak dia.
Kyai Faqih juga menegaskan bahwa, organisasi Mathla’ul Anwar tidak boleh diseret oleh kekuatan Partai Politik, tetapi harus istiqomah dalam bersikap sebagai ormas. Karenanya, pengurus harus mempunyai porsi yang khusus untuk mengelola organisasi, dari Pengurus Besar sampai ranting.
“Di zaman digitalisasi ini, ormas MA perlunya penguasaan teknologi digital, serta mempersiapkan tenaga IT untuk pengelolaan organisasi yang sesuai perkembangan zaman,” ungkap Kyai Faqih.
Mathla’ul Anwar itu sendiri adalah Ormas Islam yang didirikan pada tahun 1916 oleh K.H. E. Mohammad Yasin, K.H. Tb. Mohammad Sholeh, dan K.H. Mas Abdurrahman di Menes, Pandeglang Banten.
Saat ini, Mathla’ul Anwar mempunyai perwakilan di hampir semua provinsi di Indonesia dan di beberapa negara sahabat serta mengelola ribuan satuan pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Dikabarkan bahwa, Presiden Jokowi akan membuka Muktamar ke-20 Mathla’ul Anwar dan Milad ke-105 Ormas Islam tersebut yang akan dilaksanakan pada 1—3 April 2021.
“Seperti Muktamar ke-19 dan Milad ke-100 Mathla’ul Anwar pada 2015 lalu, Muktamar dan Milad Mathla’ul Anwar tahun ini pun rencananya juga akan dibuka oleh Bapak Presiden,” pungkas KH. Abdulloh Faqih. (*)