PAMEKASAN – Sebanyak 170 warga binaan lulusan program rehabilitasi narkotika secara medis dan sosial Lapas Kelas IIA Pamekasan disibukkan dengan kegiatan yang produktif.
Para warga binaan tersebut diajari untuk hidup mandiri. Caranya dengan diberikan keterampilan membuat paving blok.
Kegiatan ini adalah cara Lapas Kelas IIA Pamekasan Kanwil Kemenkumham Jatim untuk memberdayakan warga binaan yang terjerat kasus narkotika.
Kegiatan produktif tersebut itu mendapatkan apresiasi dari Plt Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Wisnu Nugroho Dewanto.
Wisnu menyebutkan bahwa harus ada tindaklanjut hasil rehabilitasi.
Para warga binaan, lanjut Wisnu, memang harus disibukkan dengan kegiatan yang produktif.
“Alhamdulillah, dalam sehari Lapas Pamekasan bisa produksi 3.000 buah paving blok,” ujar Wisnu, Kamis (10/2).
Dengan capaian ini, bisa dijadikan alat ukur bahwa program rehabilitasi bagi warga binaan dengan status pengguna/ pecandu narkotika telah sukses. Karena tidak hanya menghasilkan output saja, tetapi outcome-nya juga jelas.
“Negara juga akan mendapatkan keuntungan dari PNBP, karena hasil paving akan dijual ke pemasok paving,” kata Wisnu.
Agar tercipta kesamaan persepsi, lanjut Wisnu, pihak Lapas Pamekasan telah melakukan penandatanganan MoU dengan CV Wahyu Agung Pamekasan hari ini (10/2).
Pihak CV juga punya kewajiban untuk memberikan premi kepada warga binaan yang mengikuti pelatihan.
“Sehingga warga binaan tidak sekedar diberdayakan, tapi juga punya tabungan untuk dibuat modal usaha ketika bebas nanti melalui tabungan premi yang didapat,” urai Wisnu.
Sementara itu, Kalapas Pamekasan, Seno Utomo menyatakan bahwa tujuan dilakukan pelatihan ini adalah mempersiapkan para warga binaan usai menjalani masa tahanan dan kembali ke Masyarakat. Sehingga mereka memiliki keahlian, daya saing dan nilai tawar.
“Dengan adanya pelatihan kemandirian kegiatan kerja, diharapkan setelah keluar dari masa tahanannya mereka bisa mengembangkan usaha dan tidak berbuat yang melanggar hukum lagi,” tutur Seno. (*)