SIDOARJO – Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Bawaslu Sidoarjo memutuskan untuk mendalami video viral dugaan kampanye yang menjelekan pasangan calon lain dengan membawa isu Suku, Ras, Agama dan Antar golongan (SARA) oleh oknum tokoh masyarakat berinisial ZH ketika kegiatan rutinan salah satu ormas keagamaan di Tanggulangin, Sidoarjo.
“Kami (Gakkumdu) sepakat untuk mendalami video dugaan berbau SARA tersebut,” ucap Komisioner Bawaslu Divisi Penindakan Penanganan Pelanggaran Pemilu, Agung Nugraha ketika dikonfirmasi, Rabu (4/11/2020).
Pantauan lokasi, Tim Gakkumdu yang terdiri dari unsur Kepolisian, Kejaksaan dan Bawaslu terlihat duduk bersama di ruang klarifikasi Bawaslu Sidoarjo Jalan Pahlawan Sidoarjo. Ketiga unsur lembaga itu terpantau sejak siang hingga petang mendiskusikan terkait persoalan tersebut.
“Ini tadi baru selesai. Tim Gakkumdu sepakat memutuskan mendalami dugaan pelanggaran tersebut,” ucap Agung.
Meski demikian, Agung enggan menjelaskan lebih detail terkait materi yang didalami video viral berbau SARA itu. “Nanti ya,” katanya singkat.
Diberitakan sebelumnya, Daryanto, salah satu warga Kecamatan Wonoayu melaporkan video ceramah viral di group WhatsApp (WA) dan media sosial tersebut ke Panwascam Tanggulangin.
Dalam video berdurasi 2 menit 45 detik yang viral tersebut dilakukan oleh pemuka agama yang diketahui adalah Ketua MWC NU Kecamatan Tanggulangin Zainal Hayat.
Zainal Hayat menyampaikan kepada jamaah yang hadir, mengharuskan memilih pasangan calon asli dari Sidoarjo yaitu nomor 2, karena asli Sidoarjo.
Perlu diketahui Pilkada Sidoarjo 2020 di ikuti tiga pasang calon bupati dan wakil bupati yang bertarung di pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang. Paslon nomor urut 1 , Bambang Haryo Soekartono (BHS)- Taufiqulbar yang diusung Patai Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat dan PPP.
Paslon Nomor urut 2, Ahmad Muhdlor Ali-Subandi diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Paslon nomor urut 3, Kelana Aprilianto-Dwi Astutik yang di usung PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Ironisnya, Zainal Hayat juga mempengaruhi jamaah dengan menyudutkan paslon lain yaitu paslon nomor 1 dan 3 dengan isu membawa SARA.
“Jika paslon 1 yang jadi, disana ada orang PKS nya, PKS itu ada HTI nya. Jika Paslon Nomor 1 jadi, maka Bapak dan Ibu nantinya diajak pakai celanan cingkrang dan pakai cadar semua. Padahal kita ingin HTI menyingkir dari Sidoarjo,” kata Daryanto sambil menunjukan rekaman video tersebut.
Masih dalam video tersebut, lanjut Daryanto, juga berisi ajakan agar tidak memilih paslon nomor urut 3 yang didukung PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional (PAN).
“Kalau Bapak dan Ibu pilih nomor urut 3 itu didung PAN. PAN itu adalah groupnya Muhammadiyah, jika nomor 3 jadi, maka Bapak dan Ibu di langgar atau mushola serta masjid dilarang (doa) khunut,” ulasnya, meniru ucapan di video yang viral tersebut.
“Lha ini kan bahaya jika di biarkan, makanya saya melaporkan ke Panwascam Tanggulangin, karena acara tersebut di gelar di tanggulangi,” tambah Daryanto. Ia meminta agar pihak terkait memproses video viral tersebut agar tidak ada lagi kampanye hitam yang di lakukan paslon peserta Pilkada Sidoarjo.
“Karena ini menciderai demokrasi serta membuat Pilkada Sidoarjo tidak damai dan aman. Saya minta itu ditindak tegas,” harapnya. (AF)