BANYUWANGI – Guna mempercepat penanganan Klaster Covid-19 di Pondok Pesantren di Banyuwangi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung lokasi Pondok Pesantren Darussalam Blokagung di Kec. Tegalsari, Banyuwangi pada Rabu (2/9) siang.
Didampingi Sekretaris Daerah Prov. Jatim Heru Tjahjono, Kadis Pendidikan Wahid Wahyudi dan Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Dr. Kohar Hari Santoso, Gubernur Khofifah meninjau langsung lokasi pendirian posko logistik dan dapur umum di sekitar komplek Ponpes Darussalam Blokagung. Secara khusus, dirinya ingin memastikan keamanan pangan dan pasokan logistik, bahkan membentuk tim Food Security bagi kurang lebih 5.000 orang santri yang menjalani isolasi di dalam wilayah pesantren.
Keberadaan Tim Food Security ini bertujuan untuk memantau keamanan bahan pangan, kadar gizi hingga kalori yang terkandung di dalam setiap makanan yang akan disajikan.
“Ini menjadi penting untuk menyiapkan standard kalori, gizi dan pastikan makanannya secure.
tegas Gubernur Khofifah.
Tak hanya itu, Gubernur Khofifah secara khusus berpesan agar semua makanan yang tersaji bebas dari borax dan formalin. Bahkan dirinya meminta untuk selalu dipantau takaran gizi dan kalori di setiap saji makanannya.
“Pastikan yang dikonsumsi bebas formalin, pastikan bebas borax, pastikan bergizi dan berkalori yang cukup. Mengingat salah satu yang harus dilakukan saat isolasi adalah makanan sehat dan bergizi,” pesan Khofifah.
Selain menjaga supply nutrisi, orang nomor satu Jatim ini juga kembali mengingatkan pentingnya upaya peningkatan imunitas tubuh melalui kegiatan olahraga.
“Pastikan bahwa mereka termonitor dengan format yang membuat mereka bahagia. Format perawatan dengan tenaga kesehatan yang memadai, nutrisi yang cukup dan olahraga ini telah terbukti menghasilkan 100% kesembuhan bagi pasien RS Darurat Lapangan Indrapura,” tutur Gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Untuk mencukupi kebutuhan layanan medis, Pemprov Jatim juga mengirimkan 1000 APD, 7.000 masker, 30 tenaga medis dan 15 tenaga swabber untuk memastikan santri mendapatkan layanan medis sebaik mungkin. Tenaga medis akan berperan untuk memonitor kesehatan para santri secara rutin guna memastikan kesembuhan yang optimal.
Di saat mengetahui kehadiran Gubernur Khofifah, Para santri pun berteriak senang dan melambaikan tangan dari jendela asrama yang sedang digunakan sebagai lokasi isolasi.
Gubernur Khofifah tetap memberikan dukungan kepada santri dari kejauhan. Dirinya mengaku senang dan terharu dengan respon para santri yang tetap senang dan optimis walau tengah di isolasi.
Berkaitan dengan isu adanya stigma pada beberapa wali santri Khofifah menegaskan, terjangkit Covid-19 bukan aib yang harus disembunyikan. Bahkan dia menyampaikan bahwa pemeriksaan COVID-19 yang masif dilakukan ini adalah upaya yang penting untuk mencegah terjadinya keterlembatan diagnosis dan memutus mata rantai penularan COVID-19 ini.
“Kami mengimbau kepada masyarakat bahwa orang yang terpapar Covid-19 ini bukan aib. Jadi kalau terdeteksi itu tidak usah disembunyikan. Justru kalau terdeteksi lebih awal, penangannya bisa lebih maksimal dan sembuh lebih cepat. Oleh karena itu, janganlah menambah beban mereka dengan menstigma keluarga pasien yang terpapar COVID-19 “Ujar Khofifah
Sampai hari ini, Khofifah juga telah terjun langsung untuk melawan stigma bersama dengan Penyintas COVID-19 melalui berbagai aktivitas seperti edukasi, gowes dan berbagi masker. Khofifah memberikan contoh langsung bahwa aktivitas bersama dengan pasien COVID-19 yang telah sembuh aman dilakukan sehingga tidak perlu ada stigma atau ketakutan untuk tertular.
Dalam kesempatan itu juga diserahkan bantuan dari Pemprov Jatim kepada PP Darussalam berupa 5 ton beras, 500 dus mie instan, 200 L minyak goreng, 5.000 butir Vitamin C, dan uang tunai sebesar Rp. 105.000.000,- .
Sementara itu, sejak 19 Agustus lalu, jajaran Gugus Tugas penanganan Covid-19 Pemprov Jatim telah melakukan gerak cepat dalam penanganan COVID-19 di Banyuwangi. Bekerja sama dengan Pemkab Banyuwangi, Kodim 0825 Banyuwangi dan Pengurus PP Darussalam, telah didirikan tenda-tenda dapur umum yang setiap harinya menyediakan 18.000 porsi makanan bagi kurang lebih 5.000 orang santri di dalam ponpes. (AF)