LimaMenit.ID – Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti adalah sosok yang melekat di publik lewat pesan religius yaitu Tahajjud Call dan Dhuha Call.
Pria kelahiran 10 Mei 1959 itu aktif dalam bidang olah raga pada tahun 2010. LaNyalla di dunia sepak bola juga tercatat cemerlang. Tentu bukan sebagai pemain bola. Tetapi sebagai pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan sebagai Ketua Badan Tim Nasional Sepak Bola Indonesia.
Saat dipercaya sebagai Ketua Badan Tim Nasional Sepakbola Indonesia di PSSI, sejak tahun 2013 hingga 2015, peringkat sepakbola Indonesia di dunia berhasil ia naikkan. Dari sebelumnya peringkat 172, berhasil naik ke peringkat 156 FIFA ranking.
Sebagai ketua Badan Timnas saat itu, LaNyalla tercatat berhasil mempersembahkan Trophy Juara AFF untuk Tim Nasional U-19, yang dimotori Evan Dimas dkk. Trophy yang sudah belasan tahun dirindukan publik sepak bola nasional.
LaNyalla juga berhasil membawa pulang Medali Perak Sea Games XXVII/2013 dari Myanmar melalui Timnas yang dibesut pelatih Rahmad Darmawan.
Alumni Universitas Brawijaya Malang ini juga pernah dipercaya sebagai ketua umum PSSI Pusat, masa bakti 2015-2016. Setelah sebelumnya menjabat sebagai wakil ketua umum PSSI sejak 2013 hingga 2015.
Di era LaNyalla, sejak PSSI berdiri tahun 1930, untuk pertama kalinya PSSI lulus FIFA Performance Program pada Desember 2013 dan mendapat bantuan FIFA Goal Project pada tahun 2014.
LaNyalla besar dari keluarga berpendidikan dan pengusaha. Ayahnya Mahmud Mattalitti merupakan dosen yang pernah dipercaya sebagai Pembantu Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
Sedangkan kakeknya Haji Mattalitti adalah seorang saudagar Bugis-Makassar yang cukup disegani di Surabaya, Jawa Timur.
Mengikuti orang tuanya, LaNyalla menghabiskan sebagian besar hidupnya di Surabaya. Ia mengenyam pendidikan di SD Bhinneka Bhakti, Surabaya. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Surabaya, SMA Negeri 3 Surabaya, serta mengambil kuliah Teknik Sipil di Universitas Brawijaya.
Sejak kecil, LaNyalla memilki sifat pemberani. Ia sempat dimasukan ke pesantren di Bekasi oleh orang tuanya, tapi sayangnya tidak berhasil. Namun, setelah beranjak dewasa, LaNyalla yang rindu mondok memilih nyantri di kompleks Makam Sunan Giri Gresik.
Ia juga kerja serabutan sebagai sopir angkot. Ia juga menghimpun para preman yang berkeliaran di sekitar tempatnya mondok dan mengajak mereka bertaubat. Hebatnya, banyak preman yang kemudian setia mengikutinya

Terlepas dari profilnya sebagai tokoh publik, LaNyalla Mattalitti juga dikenal dengan sebutan “Mr Tahajjud Call” karena setiap dini hari tak pernah absen broadcast semua kontak di smartphone-nya untuk mengajak salat malam.
Tak hanya mengirim broadcast Tahajud Call, pada waktu pagi LaNyalla juga mengirim broadcast message dengan tajuk Dhuha Call.
Isi pesan Tahajud Call dan Dhuha Call yang dikirimkannya berupa ayat suci Al-Quran dan hadist.
“TAHAJJUD CALL : Wa minal-laili fa taḥajjad bihī nāfilatal laka ‘asā ay yab’aṡaka rabbuka maqāmam maḥmụdā. Artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS. Al-Isra ayat 79),” demikian bunyi pesan Tahajud Call dari LaNyalla yang di broadcast pada waktu dini hari dengan kata-kata indah bertuliskan “Sujud itu Indah, Kau Berbisik di Bumi Tapi di Dengarkan di Langit”.
Sedangkan untuk Dhuha Call, LaNyalla mengirim pesan dengan kata-kata “Iringilah Kerja Keras Kita dengan Sholat Dhuha”. Serta tambahan hadist Riwayat Muslim.
“DHUHA CALL : “Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat Dhuha dua rakaat.” (HR Muslim),” kutip broadcast LaNyalla yang tertuang dalam Hadist Riwayat Muslim.
Selain kebiasaannya mengirim Tahajud Call dan Dhuha Call ini, LaNyalla Mattalitti juga istiqomah menjalankan puasa sunnah Daud semenjak ia menginjak usia 40 tahun.
Demikianlah perilaku spiritual keagamaan pribadi seorang LaNyalla Mattalitti yang tidak banyak diketahui orang. (AF)