JAKARTA – Pernyataan Eggi Sudjana yang menyinggung Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mehendra membuat kader PBB marah. Wakil Sekjen Bidang Komunikasi dan Opini Publik DPP PBB, Solihin Pure adalah salah satu contohnya.
Pure mengatakan sangat tidak etis Eggie berulangkali menyebut Yusril murtad hanya gegera menjadi kuasa hukum pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf. Pure mengatakan pernyataan Eggie yang mengatakan Yusril murtad itu disampaikan Eggie saat menjadi penceramah di masjid Al-Barkah, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu 18 November 2018 lalu.
“Saya menilai sungguh sangat tidak etis serorang tokoh aktivis Islam menyatakan murtad kepada saudaranya yang juga sesama tokoh aktivis islam yakni Yusril Ihza Mahendra,” ujar Pure dalam siaran persnya, Kamis (29/11/2018).
Baca: Wasekjen PBB Sebut Prabowo Tukang Klaim
Menurut Pure, Yusril menjadi kuasa hukum Jokowi-Ma’ruf adalah profesional. Profesionalitas Yusril ini tak boleh dimaknai sebagai persoalan ideolgi oleh Eggie.
Ditambahkan Pure, Eggie tercatat sebagai deklarator dan pendiri PBB, yang kini dipimpin Yusril. Nama Eggie sebagai pendiri dan deklarator bersama 38 nama lainnya tercantum dalam akta pendirian PBB yang diterbitkan Kantor Notaris Anasrul Jambi SH Jakarta pada tahun 1998.
Baca: PBB Jatim Solid Dukung Yusril Jadi Lawyer Jokowi-Maruf di Pilpres 2019
Namun demikian, kini Eggie bukan pengurus PBB. Pure mengetahui bahwa Eggie kerap berpindah-pindah partai. Maka itu, dia lantas bertanya siapa sebenarnya yang penghianat dan murtad itu, Eggi Sudjana atau Yusril Ihza Mahendra?.
“Beliau Eggie Sudjana ini deklarator PBB dan sudah berpindah-pindah partai yang jadi pertanyaan “siapa yg murtad” dan “pengkhianat”,” tanya Pure.
Pernyataan Eggie soal “murtad” itu mengingatkan Pure pada pernyataan Yusril saat ditemui Cawapres Sandiaga Uno.
Saat itu, Menurut Pure, Sandiaga pernah meminta Yusril agar PBB mendukung Prabowo-Sandi. Sementara Yusril meminta meminta Prabowo-Sandi untuk membuat format koalisi yang jelas agar partai koalisi bisa senang.
Namun demikian, menurut Pure, apa yang disarankan Yusril soal format koalisi tersebut belum dijawab. Karena itu, wajar jika Yusril mengatakan bukan tidak mungkin caleg Gerindra akan “menggergaji” caleg PBB di lapangan jika PBB mendukung Prabowo-Sandi. Begitu juga dengan partai koalisi lainya, seperti Demokrat, PKS dan PAN.
“Alasan Yusril ini sangat realistis karena pemilu 2019 ini adalah pemilu pertama yang akan dilaksanakan secara serentak di hari yang sama. Masyarakat akan memilih Pileg disemua tingkatan dan Presiden secara langsung. Yusril mencontohkan seperti pemilu raya di Malaysia. Partai-partai pendukung capres di sana melalui capres kompromi bagi dapil dalam penenangan partai masing-masing dan capres yang mereka usung,” tandas Pure.
Pernyataan Yusril soal caleg PBB bukan tidak mungkin digergaji caleg Gerindra tersebut, menurut Pure, menjadi relevan jika dikaitkan dengan pernyataan Eggie Sudjana.
Terbukti, kata Pure, Pemilu belum berlangsung PAN sudah gergaji PBB. Sebab, sepengetahuan Pure, Eggie Sudjana merupakan kader PAN dan juga Caleg DPR RI Dapil DKI 2 yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan luar negeri.
“Terbukti, belum apa-apa PAN sudah gergaji PBB melalui mulut Eggi Sudjana,” tutup caleg DPRD Provinsi NTT Dapil 6 ini. (red/ak)