Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohamad mengatakan kepada Australia bahwa pemindahan kedutaannya dari Tel Aviv ke Jerusalem sama halnya dengan mengakui tindakan terorisme Israel terhadap warga Palestina.
“Saya mengingatkan bahwa dalam menangani terorisme, seseorang harus tahu penyebabnya. Menambah penyebab terorisme tidak akan membantu menyelesaikan permasalahan,” ungkap PM Mahathir, seperti dilansir dari The Star, Jumat, (16/11/2018).
“Australia belum membuat keputusan apa pun. Mereka sedang merencanakannya,” kata PM Mahathir setelah mengadakan pembicaraan bilateral dengan mitranya dari Australia, Scott Morrison di sela-sela pertemuan KTT ASEAN ke-33 di Singapura.
Baca : Indonesia Tegaskan Two State Solution sebagai Solusi Perdamaian Palestina-Israel
PM Mahathir secara konsisten menggambarkan kekejaman Israel terhadap warga Palestina sebagai aksi terorisme.
Dalam pidatonya di sidang umum PBB pada bulan September lalu, Dr Mahathir menyebut dunia internasional telah memberi penghargaan kepada Israel yang dengan sengaja “memprovokasi Palestina dengan mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel”.
“Penting untuk diketahui, bahwa setiap tindakan yang membuat orang takut juga merupakan terorisme. Dan negara-negara yang menjatuhkan bom atau meluncurkan roket yang melukai dan membunuh orang yang tidak bersalah juga membuat orang takut. Ini juga tindakan terorisme,” kata Dr Mahathir.
Rencana Australia untuk memindahkan kedutaannya ke Jerusalem juga telah dikritik oleh Indonesia. (Red/Lis).