Gerak Cepat Atasi Karhutla Gunung Arjuno, Pemprov Jawa Timur Koordinasi Dengan BNPB Lakukan Water Bombing.
“Pemadaman dengan cara manual sebenarnya sudah kami lakukan. Namun dengan ketinggian dan medan tebing curam 60 derajat ditambah angin kencang, sudah empat hari ini tidak membuahkan hasil. Untuk efektivitas serta efisiensi dan mencegah karhutla semakin meluas, teknik water bombing ini sangat mendesak kita perlukan,” tegas Khofifah.
SURABAYA – Pemprov Jawa Timur (Jatim) mengambil langkah cepat menangani masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Gunung Arjuno Welirang. Gubernur Khofifah langsung berkoordinasi dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk meminta bantuan pemadaman melalui udara (water bombing).
“Kami sudah mengirim surat dan kordinasi langsung dengan Kepala BNPB untuk meminta bantuan water bombing mengatasi karhutla di kawasan Gunung Arjuno Welirang mengingat area terdampak karhutlanya cukup curam. Insya Allah besuk hari senin, (14 / 10) helikopter untuk water bombing yang sedang digunakan di Jawa Barat untuk memadamkan karhutla di Gunung Malabar, akan dikirim ke Jawa Timur,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (13/10).
Khofifah mengatakan, pemadaman karhutla melalui teknik water bombing ini sangat diperlukan mengingat medan yang cukup berat dan titik lokasi kebakaran hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih lima jam. Selain itu, cuaca juga kurang mendukung dimana angin bertiup sangat kencang.
“Pemadaman dengan cara manual sebenarnya sudah kami lakukan. Namun dengan ketinggian dan medan tebing curam 60 derajat ditambah angin kencang, sudah empat hari ini tidak membuahkan hasil. Untuk efektivitas serta efisiensi dan mencegah karhutla semakin meluas, teknik water bombing ini sangat mendesak kita perlukan,” tegas Khofifah.
Upaya pemadaman karhutla di Gunung Arjuno Welirang ini sendiri terus diupayakan mengingat wilayah ini merupakan kawasan konservasi yang berfungsi melindungi sistem penyangga kehidupan, pengawetan dan tempat tinggal keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa. Akibat karhutla ini, beberapa tumbuhan dan satwa mulai terancam seperti Cemara Gunung, Pohon Manisrejo, Edelweis, Macan Tutul, Rusa serta Elang Jawa.
“Apalagi periode Agustus sampai dengan Oktober 2019 ini tercatat sudah 28 kali kasus kebakaran cukup parah. Bila tidak segera ditangani akan terjadi kerusakan pada ekosistem hutan pegunungan yang bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor di musim penghujan yang sebentar lagi akan datang ini,” kata Khofifah.
Penanganan karhutla Gunung Arjuno Welirang ini sendiri dilakukan lintas kabupaten. Untuk penanganan darurat saat ini telah diterbitkan surat pernyataan tanggap darurat bencana kebakaran hutan oleh Pemkab Mojokerto dan segera menyusul surat pernyataan dari Pemkab Malang, Pemkot Batu dan Pemkab Pasuruan.
Surat pernyataan tanggap darurat ini sebagai salah satu prosedur dilakukannya water bombing.
Dalam upaya pemadaman melalui water bombing ini Pemprov Jatim melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim juga berkoordinasi dengan Polda Jatim dan Kodam V Brawijaya.
Koordinasi dan sinergi dengan TNI/Polri ini terus dilakukan dalam proses pemadaman karhutla di Jatim.
Sementara itu, melihat upaya dari TNI/Polri, serta para relawan yang terus berupaya keras memadamkan karhutla di kawasan Gunung Arjuno Welirang, Khofifah menyampaikan apresiasi dan terimakasihnya.
Dirinya juga mengajak masyarakat Jatim untuk ikut mendokan para relawan serta TNI/Polri agar diberikan kesehatan dan keselamatan selama menjalankan tugas dan misi kemanusiaan tersebut.
“Di momen HUT ke-74 Provinsi Jatim ini saya mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk bersama-sama mendoakan saudara kita para relawan serta TNI/Polri yang saat ini terus berupaya keras memadamkan karhutla di Jatim. Semoga mereka semua diberikan keselamatan dan kelancaran serta mendapat ridho dari Allah SWT,” terangnya. (AF).