SURABAYA – Setelah sukses dengan peluncuran film layar lebar perdana berjudul ’22 Menit’ pada tahun 2018 lalu. Kini Divisi Humas Mabes Polri kembali memproduksi film yang diberi judul ‘Hanya Manusia’.
Film yang menceritakan kinerja seorang anggota Polisi yang tergabung di Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Jakarta Utara mengungkap kasus besar tersebut akan diputar serentak pada, 7 November 2019 di seluruh bioskop se-Indonesia.
Dikesempatan Meet N Great di Kota Surabaya, diceritakan Kabag Penum Biro Penmas DivHumas Mabes Polri, Kombes Pol Asep Adi Saputra, tiga polisi yang berhasil mengungkap kasus human trafficking (perdagangan manusia) ini adalah Prissia Nasution berperan sebagai Annisa, Iptu Aryo diperankan Lian Firman dan Kompol Angga yang diperankan oleh Yama Carlos.
Dalam cerita tersebut, tiga Polisi tersebut berhasil menyelamatkan korban perdagangan manusia, dari tangan jaringan besar yang menculik rata-rata gadis dibawah umur. Salah satunya adik dari Annisa yang menjadi korban penculikan.
“Kami ingin menyampaikan kepada seluruh elemen masyarakat melalui film ini, yang menggambarkan tugas seorang polisi yang melakukan fungsi dan tugasnya sehari-hari yakni melindungi dan mengayomi masyarakatnya. Tak peduli itu dalam keadaan yang bisa membahayakan diri (anggota polisi) sendiri,” kata Kombes Pol Asep saat hadiri acara Meet N’ Great film ‘Hanya Manusia’ di Mall Tunjungan Plaza Surabaya, Sabtu (2/11/2019).
Perwira Melati tiga ini juga berpesan kepada masyarakat agar meningkatkan kehati-hatian terhadap lingkungan sekitar akan praktik perdagangan manusia. Karena kata Asep, modus tersebut kerap terjadi ini bisa menyadarkan masyarakat bahwa kejahatan perdagangan manusia begitu dekat dan nyata adanya.
“Pembelajaran masyarakat bahwa jangan mudah terbujuk rayu dengan orang orang terutama anak remaja yang diperdagangkan dengan alasan pekerjaan di Luar Negeri. Akibatnya menjadi kegiatan yang mendatangkan kerugian bagi anak anak itu sendiri,” ujar Asep didampingi Aktor Lian Firman yang memerankan Iptu Aryo beserta dua orang selaku Produser film ‘Hanya Manusia’.
Karena masih kata Asep, dari kejadian ini, jadi mereka (pelaku) menyasar anak-anak SMA di pedesaan atau daerah-daerah setelah itu dipekerjakan di Malaysia, Singapura dan Hongkong, tapi padahal dijual belikan.
“Jadi saya berharap film ini punya nilai edukasi sekaligus informasi tentang perdagangan manusia yang sangat tidak manusiawi dan tentunya melanggar UU pidana,” imbuhnya. (Ady)