JAKARTA – Dalam rangkaian kegiatan Anti-Corruption Summit 2018 yang digelar di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, KPK menggelar diskusi dengan tema Peran Perempuan dalam Pemberantasan Korupsi pada Rabu (24/10).
Diskusi yang dipandu oleh Juru Bicara KPK Febri Diansyah itu menghadirkan empat perempuan hebat yang telah melakukan perubahan sejak menjadi agen Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK). Mereka adalah Wali Kota Tanjung Pinang Rahma, Ketua Pengadilan Agama Lamongan Harijah Damis, Kepala Desa Mallari Kabupaten Bone Andi Wahyuli, Wakil Ketua KPK Laode M Syarif juga hadir menjadi salah satu pembicara dalam diskusi tersebut.
Dalam diskusi, Kepala Desa Mallari berbagi mengenai pengalaman dan manfaat semenjak menjadi agen SPAK. Menurutnya, SPAK telah memberikan banyak pengaruh kepada dirinya. Misalnya dalam pengambilan keputusan, sebelum menjadi agen SPAK Wahyuli hanya mengambil keputusan berdasarkan aturan, ketentuan adat atau kebiasaan sehari-hari. Kebijakan yang ia ambil sebagai kepala desa juga berdasarkan inisiatif, pertimbangan, dan toleransi.
“Setelah ada edukasi dari SPAK, saya lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Saya lebih mempertimbangkan pada nilai-nilai integritas,” ujar Wahyuli.
Pengaruh positif setelah menjadi agen SPAK juga turut dirasakan Ketua Pengadilan Agama Lamongan Harijah Damis. Menurutnya untuk membawa perubahan, kita harus bisa menjadi contoh yang baik untuk lingkungan kita. “Saya berpikir, kalau mau merubah, kita sebagai ketua harus menjadi role model yang bisa di contoh oleh bawahan kita,” ujar Harijah.
Selain itu, Harijah juga aktif berinovasi untuk menutup celah perilaku koruptif di lingkungan Pengadilan Agama Lamongan. “Saya membuat SISPA, Sistem Pemanggilan Antrian Elektronik agar tidak ada lagi calo-calo antre. Layanan yang bebas pungutan liar dan manipulasi. Sehingga akan terwujud layanan yang adil bagi masyarkat yang sedang menjadi keadilan,” kata Harijah.
Harijah pun juga bercerita mengenai tantangannya melakukan perubahan disaat banyak pihak yang tidak percaya dengannya. Meskipun begitu, ia tidak takut. “Meskipun di bully di media sosial, saya tidak akan terpengaruh dan akan selalu bertindak tegas,” ujar Harijah.
Sementara itu, Wakil Ketua KPK Laode M Syarif sangat menghargai kegigihan para agen SPAK. Ia pun tidak menyangka bahwa SPAK akan benar-benar menginspirasi dengan banyaknya perempuan-perempuan hebat yang berkontribusi. “Saya harap ibu-ibu ini bisa terus memberikan inspirasi” tutup Syarif.
Perempuan memiliki peran penting terutama sebagai pendidik utama dalam keluarga dan lingkungan. Pengaruh kuat dari seorang perempuan ini dimanfaatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai roda penggerak pencegahan korupsi dari lingkup terkecil, yaitu keluarga.
Sejak tahun 2014, KPK membentuk gerakan SPAK yang hingga kini sudah memiliki lebih dari 1700 agen di 34 Provinsi di Indonesia. Gerakan ini tidak hanya membicarakan mengenai korupsi, namun lebih menekankan bagaimana melakukan perubahan untuk mencegah perilaku koruptif. Fokus utamanya adalah bentuk perubahan dari diri sendiri dan menularkan kepada lingkungan. (Red).