GRESIK – Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Putat Lor Gresik, saat ini masih kekurangan kelas untuk proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Sebanyak 23 siswa-siswi SDN 1 Putat Lor yang beragama Kristen (Katholik dan Prostestan), tidak dapat menerima pelajaran agama Kristen di sekolahnya. Hal itu dikarenakan terbatasnya ruang kelas yang ada di SDN 1 Putat Lor.
“Bukan kita ga mau memberikan ruang kelas untuk dijadikan tempat kegiatan belajar mengajar agama Kristen. Namun, ruang belajar disini memang terbatas,” kata Muhajir selaku Kepala Sekolah SDN 1 Putat Lor Gresik, Selasa (5/11).
Untuk itu, Muhajir berinisiatif memberikan ruangannya untuk dijadikan ruang belajar bagi siswa-siswi yang beragama Kristen (Katholik dan Prostestan).
Sikap contoh toleransi beragama yang ditunjukan Muhajir patut dijadikan contoh. Pasalnya, dia memahami setiap perbedaan. Terlihat sikap tolong menolong dan saling menghormati, serta menghargai antar sesama umat manusia diterapkan disekolahnya itu.
“Ini juga mengacu pada Pasal 12 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama,” ungkap pria murah senyum itu.
Selama ini, lanjut Muhajir, mereka (siswa non Islam. Red) dittipkan di SDN Boboh untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar agama Kristen.
“Namun, wali murid keberatan jika anak mereka harus dibawa ke SDN Boboh untuk menjalani kegiatan belajar agama Kristen. Mereka khawatir akan keselamatan anak mereka,” ujar Muhajir.
Setelah dilakukan musyawarah antara Muhajir selaku Kepala Sekolah SDN 1 Putat Lor, dengan Wali Murid, para siswa non Islam itu diberikan tempat sementara di ruang kepala sekolah, hingga ada solusi dari pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik.
“Untuk kebaikan bersama, biarlah sementara ruangan saya dipakai untuk kegiatan belajar mengajar agama Kristen, sambil menunggu solusi apa yang akan diberikan oleh Dinas Pendidikan Gresik,” tukas Muhajir.
Muhajir menjelaskan bahwa, untuk Rombongan Belajar (Rombel) di SDN 1 Putat Lor sendiri berjumlah 12 Rombel. Tetapi bangunan kelasnya hanya tersedia 10 ruang.
“Artinya masih kurang 2 ruang kelas di sekolah kami,” jelas Muhajir.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Mahin mengatakan bahwa, akan segera memanggil Muhajir selaku Kepala Sekolah SDN 1 Putat Lor untuk mendengar keterangan lebih detail terkait kegiatan belajar mengajar Agama Kristen di sekolah yang berada di Jalan Raya Boboh, Menganti, Gresik.
“Terimakasih atas infonya. Kami akan segera memanggil Kepala Sekolah SDN 1 Putat Lor, karena sampai sekarang belum ada laporan dari yang bersangkutan,” kata Mahin ketika ditemui di Kantor Dinas Pendidikan Gresik, Selasa (5/11).
Mahin menyatakan akan segera mencarikan solusi terbaik bagi murid yang non Islam di SDN 1 Putat Lor agar bisa mendapatkan pelajaran agama Kristen dengan baik dan nyaman.
“Karena ini menyangkut pelajaran agama, maka kami akan segera mencarikan solusi terbaik bagi para siswa non Islam, bukan hanya di SDN 1 Putat Lor saja, namun kami juga akan memanggil seluruh kepala sekolah di Kecamatan Menganti untuk mendengarkan langsung terkait kegiatan belajar mengajar agama non Islam di sekolah masing-masing,” jelas Mahin. (AF)