SURABAYA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim) menyambut gembira langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk terus memacu kinerja ekspor komoditas pertanian di Jatim.
Hal tersebut disikapi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim) LaNyalla Mahmud Mattalitti pada kegiatan pelepasan ekspor komoditas pertanian oleh Pemprov Jatim senilai Rp. 805,79 miliar di Depo Jangkar Pacific, Surabaya.
“Ini adalah langkah yang baik mengingat potensi produk pertanian Jatim sangat besar. Jika ekspor pertanian ini terus digenjot, saya yakin kinerja sektor pertanian akan naik. Dampak selanjutnya, tingkat kesejahteraan petani juga ikut terkerek,” ujar LaNyalla Mattalitti yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), dikutip Kabar Bisnis, Selasa (3/12/2019).
Sementara Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Agrobisnis Adik Dwi Putranto juga mengatakan hal yang sama bahwa, Jatim memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa meningkatkan kinerja ekspor pertanian. Apalagi dengan melihat semakin banyaknya komoditi yang layak dan sudah melakukan ekspor.
Adik yang menjadi calon kuat pengganti LaNyalla Mattalitti dalam memimpin Kadin Jatim tersebut juga menegaskan bahwa ada beberapa komoditas pertanian Jatim yang menjadi andalan diantaranya kopi, plywood, sarang burung walet dan kakao.
“Sebenarnya potensinya masih sangat besar. Ada banyak komoditas pertanian kita yang memiliki peluang besar untuk diekspor, misal komoditas singkong dan pisang. Kalau kita olah dan menjadi komoditas layak ekspor, itu jauh lebih bagus karena ada nilai tambah,” ujar Adik.
Sementara itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa saat ini iklim ekspor Jatim semakin membaik. Kondisi ini berdampak positif pada terbangun perekonomian yang bisa tumbuh secara signifikan. Untuk menjaga Kondisi seperti itu tetap terpelihara, maka harus terjaga dibarengi dengan menjaga dan meningkatkan suasana ekonomi yang kondusif, stabilitas keamanan terjaga, dan masyarakat terus produktif.
“Artinya, suasana pertumbuhan ekonomi tetap terjaga apabila semua lini mulai dari private sector terus bersinergi, yaitu kepala daerah dan pusat. Serta adanya dukungan regulasi yang bagus,” kata Khofifah.
Untuk itu, Pemprov Jatim akan terus mendorong sejumlah komoditas pertanian agar dilakukan ekspor. Banyak komoditi Jatim yang dianggapnya keren seperti kopi, tembakau, handicraft. Keren yang dimaksud adalah memiliki ciri khas yang berbeda daerah lain, yang tentunya membawa daya tarik tersendiri.
“Yang tidak kalah keren adalah Pelabuhan Tanjung Perak memiliki quality control yang bagus, seperti fasilitas fumigasinya bagus,” ujar Gubernur Jatim.
Untuk mempermudah petani dan pengusaha melakukan ekspor komoditi, Pemprov Jatim telah membuat terobosan dengan menyediakan mobil klinik ekspor keliling. Setiap produsen skala menengah bisa terkonsolidasi dengan adanya mobil ekspor keliling. Sehingga mobil klinik menjadi jawaban atas akses ekspor yang selama ini tidak terkonfirmasi
Mobil klinik akan menjangkau seluruh masyarakat di seluruh penjuru Jatim. Dengan demikian, mobil klinik ekspor juga memberikan literasi dan edukasi secara masif, sehingga bisa membuka harapan para masyarakat untuk bisa melakukan ekspor komoditinya.
“Masyarakat akan memperoleh informasi terkait syarat apa saja untuk bisa melakukan ekspor suatu komoditi, tanpa jauh-jauh datang ke kantor pusat. Apabila hal ini bisa menjangkau semua tataran masyarakat, maka target tiga kali lipat ekspor yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian RI akan bisa terealisasi,” pungkas Khofifah.
Sementara pada kegiatan pelepasan ekspor komoditas pertanian kemarin, juga dilakukan ekspor di beberapa komoditi lain yaitu bunga cengkeh sebanyak 10 ton senilai Rp. 877,74 juta dengan tujuan Brasil, biji kopi 46 ton, senilai Rp. 1,02 miliar dengan tujuan Italia. pupuk organik sebanyak 54 ton senilai Rp. 119,2 juta dengan tujuan singapura. Kemudian minyak goreng sebanyak 328,5 ton senilai Rp. 3,13 miliar ke Algeria, Plywood sebanyak 5 ton senilai Rp. 2,08 miliar ke Malaysia dan Filipina, jamur beku sebanyak 20,7 ton senilai Rp. 253 juta ke Belanda.
Selanjutnya kopi robusta sebanyak 46 ton senilai Rp. 1,09 miliar ke Italia, biji kopi sebanyak 198 ribu ton senilai Rp.5,08 miliar ke Latvia dan Mesir, kayu manis dan bunga pala sebanyak 15 ton senilai Rp. 1,2 miliar ke Australia, shuttlecock ke Thailand senilai 58,7 juta, susu sebanyak 21,7 ton senilai Rp. 150 juta ke Singapura dan sarang burung walet sebanyak 105 kg senilai Rp. 3,15 miliar ke Tiongkok. (Red)