DELI SERDANG – “Cika takut om, entar kalau ke rumah sakit, kakinya diamputasi, terus kalau kemo nanti bisa botak dan kurus,” kata Jessyca pada Kabaharkam saat berbincang video call dengan Kabaharkam Polri Komjen Pol Agus Andrianto
“Jangan takut, takut hanya pada Allah. Kita periksa dulu ya. Biar dirawat sama dokternya, kan belum tentu benar di amputasi,” jawab Agus dalam perbincangan tersebut.
Jessyca (8) bocah penderita kanker tulang dibagian kaki kiri merupakan anak dari pasangan Jimmi dan Uca Sisika Mutia (33) yang tinggal di Dusun VII, Desa Manunggal, Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Jessiyca yang akrab disapa Cika duduk di kursi kelas III Sekolah Dasar di PAB 29 Pasar 10, Desa Manunggal hanya bisa beraktifitas di atas tempat tidur di ruang tamu rumah tersebut. Setiap harinya, Cika hanya ditemani oleh adiknya yang bernama Jessen dan ibunya.
Menurut Uca, ayah Cika sudah tidak kembali ke rumah dan meninggalkan mereka sejak dua bulan yang lalu. “Jimmi sempat gadaikan motor orang dan stres melihat kondisi Cika yang tidak kunjung membaik,” ceritanya.
Uca melanjutkan, awalnya Cika menderita kanker tulang berawal saat Cika menginjak bunga buangan sial orang. Habis itu membengkak kecil dan timbul bisul. Karena ekonomi yang tidak mencukupi, pengobatan pun dilakukan dengan cara tradisional.
Namun bukannya membaik, kaki Cika malah semakin parah. Sang Ibu berinisiatip membawa Cika ke RSUP Adam Malik Medan, dengan bantuan biaya dari saudara dan tetangga.
Setelah dijelaskan dokter bahwa kakinya harus diamputasi, Cika yang merupakan anak pintar dan rangking satu di kelasnya, tidak bersedia diamputasi setelah melihat tayangan youtube.
“Dan biaya operasi juga mahal, saya tidak ada uang. Rumah aja ngontrak 400 ribu sebulan saya kesulitan untuk membayarnya. Dan akhirnya pulang ke rumah,” ucap sang Ibu.
Selain itu, Lanjutnya, Jessen adiknya Cika yang kini berusia (6) terpaksa tidak bersekolah karena keterbatasan biaya. “Jessen juga pintar. Dia sudah bisa berhitung sampai 100 walaupun tidak bersekolah di TK,” sebutnya.
Sang Ibu dan warga setempat pun berterima kasih atas bantuan yang diberikan Kabaharkam Polri Komjen Agus Andrianto. Apalagi, jenderal bintang tiga tersebut bersedia untuk membiayai pengobatan Cika.
“Saya ucapkan terima kasih pak. Saya hanya bisa mendoakan yang terbaik buat bapak dan keluarga,” doa Uca.
Sementara itu, Kabaharkam Polri Komjen Pol Agus Andrianto dalam perbincangannya via aplikasi memberikan motivasi pada Cika agar tetap semangat dan sayang pada orang tua. “Semua organ tubuh milik Allah, jadi jangan takut. Yang penting tetap bersyukur ya Cika sayang,” ucapnya.
Agus awalnya mendapatkan informasi dari warga di Media sosial dan setelah itu melalui Relawan Kamtibmas binaan Baharkam Polri yakni Irwansyah Putra Nasution alias Ibey yang didampingi Wakil Ketua KNPI Sumut Bidang Kemaritiman Rizaldi Sikumbang mengunjungi rumah Cika.
Bantuan berupa sembako dan sejumlah uang diberikan untuk memenuhi kebutuhan keseharian keluarga Cika. Setelah itu, menyarankan agar pengobatan Cika dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
“Saya hanya menyampaikan pesan dari pak Agus, agar keluarga bersedia dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Semua biaya sudah ditanggung pak Agus,” tutup Ibey. (AF)