SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong agar Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur bisa menjadi backbone pengembangan UMKM Jawa Timur. Oleh karena itu kewenangan sebagai penyalur KUR sangat mendesak bagi BPD Jatim.
Hal itu disampaikan Khofifah saat melantik dua komisaris dan tiga direktur Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jatim Tbk, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (28/10/19).
Ia meminta Bank Jatim bisa menjadi penggerak motor ekonomi di Jawa Timur. Bukan sekedar menghasilkan PAD melainkan juga memberikan multiplayer effect di banyak sektor.
“Bank Jatim kami harapkan bisa menjadi backbone pembangunan sekaligus pengembangan UMKM di Jawa Timur. Dan kami harap Bank Jatim bisa membawa multipayer effect, termasuk di dalamnya penyerapan tenaga kerja, pengembangan UMKM, dan ekonomi kreatif agar semakin memperkuat pondasi, struktur dan kinerja ekonomi Jatim,” terang Khofifah.
Khofifah juga mengapresiasi kinerja positif yang dihasilkan Bank Jatim. Dimana sampai dengan bulan September 2019 ini, total aset sudah mencapai Rp 72,1 triliun, atau meningkat 15,06 persen dibandingkan total aset Desember 2018.
Disamping itu, laba sampai September 2019 sudah mencapai Rp 1,1 triliun atau lebih besar 7,61 dibandingkan laba yang sama tahun 2018.
“Beberapa indikator juga menunjukkan kinerja Bank Jatim pada bulan September 2019 memperoleh predikat sehat. Dimana, rasio Non Performance Loan (NPL) sebesar 2,89 persen. Return on Equity (ROE) sebesar 19,98 persen, Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 21,79 persen dan BOPO sebesar 66,54 persen,” urai Khofifah.
Dengan posisi seperti ini, ia ingin agar Bank Jatim segera bisa menjadi bank menjadi implementator Kredit Usaha Rakyat (KUR). Yang bisa memberikan kredit murah pada UMKM sehingga bisa turut mendorong pertumbuhan UMKM Jawa Timur.
Adapaun dua komisaris yang dilantik yaitu Heru Tjahjono yang juga merupakan Sekdaprov Jatim sebagai komisaris Bank Jatim dan Muhammad Mas’ud selaku Komisaris Independen.
Sedangkan tiga direksi yang dilantik yaitu Direktur Kepatuhan dan Managemen Resiko Erdianto Sigit Cahyono, Direktur TI dan Operasi Tonny Prasetyo, dan Direktur Komersial dan Korporasi Busrul Iman.
Kedua komisaris dan tiga direksi yang dilantik tersebut telah mendapatkan surat keputusan dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah menilai berdasarkan kemampuan dan kepatutan.
Dorongan agar Bank Jatim menjadi motor penggerak UMKM Jatim kembali ditekankan Khofifah dengan mengajak jajaran Bank Jatim melihat realisasi investasi Jawa Timur pada semester pertama tahun 2019.
Pencapaian investasi Jatim mencapai Rp 32,154 triliun. Dan dari angka itu investasi yang masuk didominasi oleh UMKM. Hal ini menjadi bukti bahwa sumber utama pendorong pembangunan ekonomi Jawa Timur di tengah perekonomian global yang dinamis.
Di sisi lain, meskipun kinerja Bank Jatim sudah baik namun diungkapkan Khofifah, Bank Jatim tetap harus terus berlari kencang dengan tetap menjaga kehati-hatian. Menurutnya, hal ini penting dilakukan karena industri perbankan di luar Jawa Timur juga berlari kencang. Termasuk diantaranya melakukan update teknologi di segala lini di sektor perbankan.
“Kerja detail dan cek ricek biasa dilakukan di dunia perbankan, tapi di era post truth hoax nya sudah menggunakan Artificial Intellegent. Update teknologi ini demikian cepatnya dan ini merupakan PR kita bersama,” ungkap mantan Menteri Sosial ini. (AF)