MATARAM – Gempa bumi bermagnitudo 5,8 pada skala richter mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, pukul 15.07 Wita, Minggu, 17 Maret 2019.
Gempa tersebut terjadi sebanyak dua kali. Gempa susulan juga terjadi dengan magnitudo 5,2. Pusat gempa kedua ini berada di 7 km barat laut Lombok Timur, dengan kedalaman 11 km.
Banyak warga menjadi korban gempa, rumah dan bangunan pun runtuh. Satu orang tewas dan 36 lainnya tertimbun akibat longsor pascagempa di Air Terjun Tiukelep, Desa Senaru, Lombok Timur. Hingga kini korban tertimbun masih dievakuasi petugas gabungan.
“Sementara satu meninggal dan 36 tertimbun longsor di Air Terjun Tiukelep Senaru. Sekarang dalam proses evakuasi korban tertimbun longsor,” ujar Kepala Pelaksana BPBD NTB, Muhammad Rum.
Di wilayah lain Lombok Timur, banyak korban berjatuhan akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Puluhan rumah warga juga ambruk akibat gempa. Petugas dalam proses pendataan jumlah korban dan kerusakan bangunan.
Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi yang berpusat di Lombok Timur, NTB dengan magnitudo 5,8 yang dimutakhirkan menjadi disebabkan aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani. Puluhan wisatawan terjebak di Air Terjun Tiu Kelep.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran turun (normal fault),” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, Minggu (17/3/2019).
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,47 LS dan 116,55 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 19 km. Dua menit kemudian pada pukul 14.09.19 WIB terjadi gempa bumi susulan dengan M=5,1 pada 8,51 LS dan 116,49 BT dengan kedalaman 10 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal,” pungkasnya. (Red).