SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan Graha Bunda PAUD, di Jalan Pawiyatan 11 Kota Surabaya, pada Rabu (9/3).
Selain meresmikan Graha Bunda PAUD, Eri juga membuka seleksi beasiswa pelajar penghafal kitab suci masing-masing agama.
Dalam kesempatan ini, Eri Cahyadi mengatakan bahwa jika Pemkot Surabaya tanpa Bunda PAUD, maka tidak bisa menciptakan kader pemimpin hebat.
“Jika sudah ada Bunda PAUD maka dibuat kekuatan besar, jadi pemimpin di masa yang akan datang,” kata Eri.
Menurut Eri, tidak hanya bisa berdiri dengan kemampuan diri sendiri tapi ada agamanya.
Untuk itu, Eri menegaskan kepada jajarannya untuk tidak lagi ada PAUD kekurangan murid.
“Dan itu harus dievaluasi,” tegas Wali Kota Surabaya.
Selain itu, seperti pemberian BOPDA untuk per orang, maka bunda PAUD juga akan mendapatkan yang sama untuk semangat mengajar.
“Bunda PAUD yang biasanya diberikan insentif triwulan, sekarang harus per bulan,” tutup Eri Cahyadi.
Sementara itu, Ketua Forum PAUD Jatim Dwi Astutik mengapresiasi kepada Wali Kota Surabaya atas inisiatif didirikannya Gedung Graha Bunda PAUD sebagai pusat kegiatan Guru, Wali Murid dalam menyiapkan Generasi berkualitas.
“Terdapat ruang layanan Konseling dan ruang rapat dan hall sebagai tempat untuk berdiskusi,” kata Bunda Astutik sapaan akrabnya.
Disampaikan Bunda Astutik bahwa, terdapat dua PR penting ditengah pasca pandemi Covid-19 ini diantaranya yaitu, tumbuh kembang anak harus direbut di usia emas karena masih ada waktu.
“Pandemi membuat porak poranda agenda stimulasi pada Anak. Tidak bertemunya guru atau berkurangnya pertemuan dengan murid berarti berkurang pula sentuhan stimulasi yang mestinya didapatkan murid. Berkurangnya bertemu teman sekolah berkurang pula dukungan tumbuh kembang pada sisi sosial emosional anak dan aspek lainnya,” ucap Bunda.
Kedua, mengembalikan kepercayaan orang tua pada lembaga pendidikan saat pasca pandemi.
“Banyak orang tua atau wali murid merasa anaknya cukup di rumah saja tidak apa, tidak harus sekolah toh masih daring. Dari pada uang untuk bayar sekolah buat makan saja,” ungkapnya.
Menurut Bunda Astutik, dua persoalan tersebut sangat urgen selain persoalan stunting yang juga menuntut perhatian kita semua.
“Mari sukseskan gerakan nasional PAUD Holistik Integratif (HI) di setiap lini kehidupan masyarakat dalam rangka menyiapkan generasi unggul berkualitas berakhlakul Karimah umtuk 25 tahun mendatang,” tutup Bunda Astutik. (fi)