SURABAYA – Sudah 2 (dua) tahun pandemi Covid-19 mengiringi kehidupan kita. Sempat mengguncang dan memporak-porandakan dunia pendidikan hingga terjadi kedaruratan dalam proses pembelajaran hingga pelaksanaan kurikulum pun mengalami kedaruratan yang memprihatinkan.
Untuk itu, sebagai bentuk sumbangsih pada nasib anak usia dini, Tim Penggerak PKK menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dengan tema penguatan pengelolahan kelompok PAUD dan persiapan PTM serta bagaimana peran orang tua dalam mendukung pendidikan anak.
Bertempat di Gedung TP PKK, Jl Gayung Kebonsari No.56A Surabaya, kegiatan tersebut menghadirkan Ketua Forum PAUD Jatim, Dwi Astutik sebagai narasumber.
Dalam materinya, Dwi Astutik menyampaikan tentang peran dan dukungan orang tua pada anak pembelajaran saat dan pasca pandemi.
Menurut Dwi, fenomena kenapa sekolah PAUD saat ini muridnya berkurang dan bahkan gulung tikar dikarenakan ada dua hal, yaitu untuk daerah perkotaan ada kekhawatiran orang tua takut anaknya jika masuk sekolah gampang terkena virus Covid-19.
Sedangkan untuk daerah pinggiran/perbatasan perkotaan dan daerah pedesaan dengan ekonomi menengah ke bawah menganggap urusan perut lebih utama di banding pendidikan.
“Ternyata tidak sekolah nggak apa-apa tuh, wes nggak usah sekolah uangnya untuk beli kebutuhan makan saja,” kata Bunda Astutik sapaan akrab Ketua Forum PAUD Jatim itu, Rabu (30/3).
Bunda Astutik menambahkan, jangan sampai terjadi kevakuman dan kesenjangan stimulasi pada anak, karena nanti akan terjadi Loss Learning.
“Ini adalah kondisi terpuruk dan bencana bagi dunia pendidikan jika hal ini betul-betul terjadi. Stumma naudzubillah,” terangnya.
Oleh karenanya, Dwi Astutik mengajak pada kader penggerak PKK se-Jatim kampanye pendidikan “Ayo Sekolah”, untuk merebut usia emas anak dengan memberi stimulasi yang menyenangkan di rumah dan di sekolah.
“Sekolah menjadi institusi yang akan membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan stimulasi tumbuh kembang anak,” ujarnya.
Karena itu, para orang tua dan Guru harus tuntas atas dirinya. Jangan panic buying dan jangan stress sebagai dampak dari pandemi.
“Karena anak-anak menunggu sentuhan kehadiran kita (orangtua dan gurunya). Semoga pandemi segera berlalu dan kesejahteraan orang tua juga guru meningkat,” pungkas Bunda Astutik. (red)